13 Juni 2013

Doa Tanpa Jeda

Saat ini,
mungkin aku tak mampu,
untuk selalu berada di dekatmu.
Memelukmu setiap saat kau lelah.
Menopang penatmu sampai kau merasa lega.
Menenangkan gelisahmu
sampai kau merasa lebih baik dari sebelumnya.

Maafkan aku,
karena saat ini aku memang belum mampu.
Namun ingatlah ini, Sayang.

Meski aku belum mampu selalu berada dekat denganmu.
Meski aku belum mampu selalu ada saat kau butuh aku.
Meski aku belum mampu untuk menenangkan segala resahmu.
Doaku selalu kukirim tanpa ada jeda waktu.

Aku ingin seburuk apapun keadaan di sana,
hatimu akan selalu merasa baik-baik saja.

Sadarilah,
doa adalah payung paling teduh,
untuk melindungi kita dari kelabunya dunia.

Jangan pernah lupa,
aku mencintaimu selalu.
aku mencintaimu selalu.
aku mencintaimu selalu.

Dan namamu,
adalah kata yang paling sering dilafadzkan bibirku.
Semoga saja,
Tuhan tak pernah bosan mendengarnya.

10 Juni 2013

Kau Akan Dicintai

Atas kesalahan masa lalu,
yang begitu memberatkan langkah kedua kaki untuk menuju cinta sejati.
Atas luka cinta lama,
yang membuatmu enggan untuk membuka hati pada cinta baru yang tulus adanya.
Atas tekanan dunia,
yang menyebutkan bahwa kau tidak akan bahagia.
Atas tangisan setiap malam
karena kesedihan dan merasa sendirian.
: Tenanglah, Nona.

Bernafaslah dengan lebih lega.
Usaplah kucuran air mata.
Tegakkan tubuh ringkihmu.
Kuatkan niatmu.
Lihatlah ke depan.
Lalu tersenyumlah dengan lebih menawan.

Kau akan dicintai.

Kau akan menemui takdirmu sendiri.
Karena bukankah kau percaya,
bahwa Tuhan menciptakan makhlukNya secara berpasangan dan tidak sendirian?
Sesuatu yang masih dalam tanda tanya sekarang,
akan menemui jawabannya kemudian.

Bersabarlah, Nona.
Belum waktunya bukan berarti tidak akan ada waktunya.
Kau akan dicintai.

Dan segera setelah kembali percaya,
kau harus terus berusaha untuk tidak lagi menangisi semesta.

4 Juni 2013

Doa untuk kamu yang biasa saja

aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang dengan rela mampu membakar ego saat Dewinya sedang terluka.

aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang mampu menyeka keringatku saat sakit menyiksa raga.

aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang di tubuhnya terbaca sikap-sikap lembut namun tetap perkasa.

aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang saat letih kurasa, ia akan berkata ‘kamu tak sendiri, aku ada’

aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang tidak akan pergi saat kesalahan mungkin terjadi berulang kali,
yang mampu mendeskripsikan cinta sebagai wujud pemaafan darinya.

aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang tidak meninggalkanku, untuk alasan apapun.

aku meminta pada Tuhan, seorang yg biasa saja,
sebagai pelengkap hidupku yang juga tak sempurna,
agar bahagia, agar tenang kurasa.

aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang juga meminta pada Tuhan untuk seorang yang biasa saja.
seperti aku, seperti dia.